Apa itu Preferential Tariff
– Preferential tariff, atau tarif preferensial, merupakan kebijakan penting dalam perdagangan internasional yang ditujukan untuk mempererat hubungan ekonomi antara negara-negara yang memiliki perjanjian dagang. Preferential tariff diberikan dalam bentuk tarif pajak yang lebih rendah atau bahkan pembebasan bea masuk bagi produk tertentu yang berasal dari negara-negara mitra. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat daya saing produk dalam negeri sekaligus meningkatkan aliran barang dari negara-negara yang memiliki hubungan dagang khusus. Peraturan ini mengacu pada kesepakatan yang diatur oleh perjanjian perdagangan resmi yang diakui secara internasional.

Peran dan Pentingnya Preferential Tariff dalam Perdagangan Global

Preferential tariff memberikan keuntungan strategis bagi negara penerima dengan memungkinkan akses ke pasar internasional dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini meningkatkan daya saing produk negara tersebut di pasar global. Preferential tariff biasanya muncul dalam perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreements (FTA), yang dirancang secara khusus untuk mengurangi atau menghilangkan tarif bagi negara-negara tertentu.

Beberapa contoh perjanjian perdagangan yang mengandung unsur preferential tariff antara lain ASEAN Free Trade Area (AFTA) serta perjanjian antara Indonesia dengan negara-negara seperti Jepang, Australia, dan Uni Eropa. Dengan penerapan tarif preferensial, negara-negara yang terlibat dalam perjanjian ini mendapatkan manfaat berupa akses lebih mudah untuk produk ekspor tertentu, yang pada gilirannya mendukung kemajuan ekonomi masing-masing negara.

Mekanisme Preferential Tariff dalam Perjanjian Perdagangan

Preferential tariff bekerja melalui penetapan tarif rendah atau nol tarif bagi produk yang diimpor dari negara-negara yang memiliki kesepakatan khusus. Berdasarkan ketentuan perjanjian perdagangan, tarif ini dapat berbentuk tarif ad valorem (tarif berdasarkan persentase nilai barang) atau tarif spesifik (tarif tetap per unit atau kilogram barang yang diimpor).

Baca Juga:  PIBK dalam Impor Barang Kiriman: Panduan Lengkap

Berikut ini adalah dua jenis tarif yang umum diterapkan:

  1. Tarif Ad Valorem: Tarif yang dikenakan berdasarkan persentase nilai produk. Sebagai contoh, 5% dari nilai barang yang diimpor.
  2. Tarif Spesifik: Tarif tetap per unit atau kilogram produk yang diimpor, tanpa memperhitungkan nilai barang.

Preferential tariff tidak hanya mengurangi hambatan tarif, tetapi juga mendorong persaingan pasar yang lebih adil dengan memberi kesempatan kepada negara berkembang untuk bersaing di pasar internasional, yang sejalan dengan peraturan internasional dan kebijakan ekonomi yang berlaku.

Jenis-Jenis Preferential Tariff dalam Perdagangan Internasional

Berikut adalah beberapa jenis preferential tariff yang lazim diterapkan:

  1. Generalized System of Preferences (GSP): Program ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk mengekspor produk tertentu ke negara maju dengan tarif yang lebih rendah atau tanpa tarif. Sebagai contoh, Uni Eropa dan Amerika Serikat memberikan skema GSP kepada negara-negara berkembang.
  2. Free Trade Agreements (FTA): FTA adalah perjanjian antara negara-negara yang memberikan tarif rendah atau nol tarif pada produk yang diperdagangkan antarnegara. Contoh FTA adalah ASEAN Free Trade Area (AFTA).
  3. Bilateral Trade Agreements: Perjanjian dagang antara dua negara, seperti Indonesia dan Jepang melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), memberikan tarif preferensial pada produk tertentu.
  4. Regional Trade Agreements (RTA): Perjanjian dagang antara beberapa negara dalam wilayah tertentu. AFTA di ASEAN adalah salah satu contoh yang memberikan tarif rendah antar negara anggota.

Manfaat Preferential Tariff bagi Negara Berkembang

Preferential tariff memberikan dampak yang signifikan, khususnya bagi negara-negara berkembang. Dengan tarif rendah atau nol, negara-negara ini bisa:

  • Meningkatkan Ekspor: Produk dari negara berkembang yang menerima tarif preferensial memiliki daya saing yang lebih tinggi di pasar negara maju karena biaya masuk lebih rendah.
  • Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Preferential tariff meningkatkan ekspor yang menghasilkan devisa tambahan bagi negara penerima.
  • Menarik Investasi Asing: Preferential tariff dapat mendorong investasi asing langsung, karena negara dengan akses preferensial ke pasar internasional dianggap lebih menarik oleh investor.

Dampak Preferential Tariff pada Industri Lokal

Preferential tariff memang memberikan manfaat besar bagi perdagangan dan investasi, tetapi juga dapat memengaruhi industri domestik di negara penerima tarif preferensial:

  1. Persaingan dengan Produk Impor: Produk lokal dapat kalah bersaing dengan produk impor yang lebih murah, terutama jika produk impor tersebut mendapat tarif preferensial. Hal ini berpotensi merugikan industri lokal yang masih berkembang.
  2. Ketergantungan Ekspor: Negara yang terlalu bergantung pada preferential tariff berisiko terhadap perubahan kebijakan negara mitra yang dapat memengaruhi volume ekspor.
  3. Standar dan Regulasi Ketat: Negara maju sering menetapkan standar tinggi untuk produk yang masuk. Negara penerima preferential tariff harus dapat memenuhi standar tersebut agar bisa memanfaatkan tarif preferensial secara optimal.
Baca Juga:  Pemeriksaan Pabean di Bidang Impor Sesuai PMK No.185/PMK.04/2022 dan Prosedurnya

Baca Juga: Penerapan Tarif Preferensi dalam Memanfaatkan FTA untuk Impor

Preferential Tariff untuk Diversifikasi Ekspor

Preferential tariff membantu negara berkembang mendiversifikasi ekspornya dengan memberi akses preferensial bagi produk baru ke pasar internasional. Dengan diversifikasi ini, negara-negara dapat mengurangi ketergantungan pada satu sektor atau komoditas tertentu, sehingga meningkatkan stabilitas ekonomi dalam jangka panjang. Preferential tariff memberi peluang bagi negara berkembang untuk mengakses pasar internasional dengan berbagai produk baru, seperti elektronik dan tekstil, tanpa harus terbebani biaya tarif tinggi.

Alat Kerjasama Ekonomi Internasional

Preferential tariff juga merupakan alat diplomasi ekonomi yang penting. Negara-negara maju sering kali menggunakan tarif preferensial sebagai bentuk bantuan ekonomi bagi negara berkembang. Dengan memberikan akses pasar yang lebih mudah, negara pemberi memperoleh kepercayaan dari negara penerima. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memperkuat hubungan bilateral yang stabil. Hal tersebut dalam jangka panjang bahkan menjadi dasar bagi kerjasama ekonomi yang lebih luas.

Kesimpulan

Preferential tariff atau tarif preferensial adalah kebijakan perdagangan yang bermanfaat untuk memperkuat hubungan ekonomi antarnegara. Kebijakan ini terutama antara negara berkembang dan negara maju. Melalui penerapan preferential tariff dalam perjanjian perdagangan resmi, negara-negara dapat memperoleh akses yang lebih mudah dan murah ke pasar internasional. Bagi negara-negara berkembang, fasilitas ini merupakan peluang besar untuk mengembangkan ekspor, meningkatkan investasi, dan memperluas kerjasama ekonomi.

Namun, agar manfaatnya dapat dioptimalkan, negara-negara perlu menyiapkan industri lokal yang mampu memenuhi standar internasional. Hal ini sekaligus memastikan kebijakan ini tidak mengganggu stabilitas industri dalam negeri. Preferential tariff adalah solusi efektif dalam perdagangan global, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan negara penerima dalam beradaptasi dan berinovasi.

Demikian pembahasan mengenai Apa itu Preferential Tariff?. Untuk informasi tentang Bea Cukai Indonesia silahkan kunjungi website bea cukai disini.

Kumpulan konsultasi bea cukai disini.

Topik: preferential tariff, tarif preferensial, perdagangan internasional, tarif impor, perjanjian perdagangan, GSP, FTA, ekonomi global, ekspor, investasi, Apa itu Preferential Tariff

Scroll to Top