Apa itu MBDK ? – Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) adalah produk minuman yang telah ditambahkan pemanis seperti gula, pemanis buatan, atau pemanis alami, yang dikemas dan dijual di pasaran. Produk ini mencakup berbagai jenis minuman, termasuk soda, teh manis kemasan, jus buah, minuman energi, hingga kopi dalam kemasan.

Mengapa MBDK Dikenakan Cukai?

Pengenaan cukai pada MBDK bukanlah tanpa alasan. Pemerintah Indonesia memperkenalkan kebijakan ini sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat yang semakin meningkat, terutama yang berkaitan dengan konsumsi gula berlebih. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa MBDK dikenakan cukai:

  1. Mengurangi Konsumsi Gula: Tingginya konsumsi gula melalui MBDK telah dikaitkan dengan meningkatnya prevalensi obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Dengan memberlakukan cukai, harga MBDK diharapkan naik, sehingga mengurangi daya tarik dan konsumsinya di kalangan masyarakat.
  2. Meningkatkan Pendapatan Negara: Cukai juga berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan bagi negara. Pendapatan ini dapat dialokasikan untuk program kesehatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan pencegahan dan pengobatan penyakit terkait gula.
  3. Mendorong Produsen untuk Mengurangi Kandungan Gula: Pengenaan cukai ini diharapkan dapat mendorong produsen minuman untuk mengurangi kandungan gula dalam produk mereka atau menciptakan alternatif minuman yang lebih sehat.

Besaran Cukai yang Dikenakan

Berdasarkan informasi terbaru, pemerintah telah menetapkan besaran cukai untuk MBDK dengan detail sebagai berikut:

  • Cukai untuk Minuman Berpemanis dalam Bentuk Cair: Rp1.500 per liter.
  • Cukai untuk Minuman Berpemanis dalam Bentuk Konsentrat: Rp2.500 per liter konsentrat.

Besaran cukai ini diharapkan akan menambah harga jual minuman berpemanis dalam kemasan di pasaran, yang pada gilirannya diharapkan akan menurunkan konsumsi.

Baca Juga: Karakteristik Barang yang Dapat Dikenakan Cukai

Kapan Cukai MBDK Akan Diterapkan?

Penerapan cukai pada MBDK dijadwalkan akan mulai berlaku pada tahun 2025. Pemerintah telah memberikan tenggat waktu kepada produsen untuk mempersiapkan diri terhadap kebijakan baru ini, baik dari segi penyesuaian harga maupun inovasi produk yang lebih sehat.

Baca Juga:  Pengajuan Pembebasan Cukai: Persyaratan Baru dengan NPWP dan KSWP

Dampak Kebijakan Cukai MBDK bagi Masyarakat

Dampak penerapan cukai ini diprediksi akan meluas, baik dari sisi konsumen maupun industri:

  • Bagi Konsumen: Dengan naiknya harga MBDK, diharapkan konsumen akan lebih selektif dalam memilih minuman yang mereka konsumsi, mungkin beralih ke produk yang lebih sehat atau mengurangi konsumsi minuman berpemanis secara umum.
  • Bagi Produsen: Produsen mungkin perlu menyesuaikan formulasi produk mereka atau memperkenalkan produk baru dengan kandungan gula yang lebih rendah untuk tetap kompetitif di pasar.

Kesimpulan

Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) kini menjadi sorotan utama pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia berupa untuk menekan angka konsumsi gula yang tinggi di masyarakat. Pengenaan cukai pada produk ini merupakan langkah strategis yang diharapkan tidak hanya akan meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadi sumber pendapatan negara yang bisa digunakan untuk program kesehatan. Dengan persiapan yang matang, baik dari sisi konsumen maupun produsen, kebijakan ini diharapkan bisa membawa dampak positif jangka panjang.

Demikian pembahasan mengenai Apa Itu Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) dan Mengapa Dikenakan Cukai?. Untuk informasi tentang Bea Cukai Indonesia silahkan kunjungi website bea cukai disini.

Kumpulan konsultasi bea cukai disini.

Topik: Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, MBDK, cukai MBDK, kesehatan, regulasi MBDK, konsumsi gula, kebijakan cukai

Scroll to Top