Apa Itu Advance Payment – Kegiatan ekspor-impor merupakan bagian penting dari perdagangan internasional. Perdagangan lintas batas negara ini tentu melibatkan beragam peraturan yang berbeda dari setiap negara. Sebagai bagian dari kegiatan bisnis, ekspor-impor juga melibatkan kesepakatan atau kontrak jual beli yang umumnya memuat klausula tata cara pembayaran, termasuk di antaranya cara pembayaran. Salah satu cara pembayaran yang sering digunakan adalah advance payment.
Definisi Advance Payment
Terdapat dua jenis instrumen pembayaran dalam kegiatan ekspor-impor, yaitu pembayaran tanpa letter of credit (L/C) dan pembayaran dengan L/C. Pembayaran tanpa L/C dapat dilakukan melalui sejumlah metode, salah satunya adalah advance payment.
Secara ringkas, advance payment adalah suatu cara pembayaran di mana pembeli barang melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum menerima barang yang dibelinya (Kobi, 2011). Menurut laman Kementerian Perdagangan, advance payment berarti pembayaran langsung kepada eksportir sebelum barang yang dipesan dikirim.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2019), advance payment adalah pembayaran awal oleh importir sebelum barang dikapalkan, baik sebagian dari nilai barang (partial) atau seluruhnya (full payment). Pembayaran ini terjadi setelah surat pesanan (purchase order) disepakati. Metode pembayaran ini juga disebut dengan pembayaran di muka, di mana pembeli (importir) diharuskan membayar terlebih dahulu kepada penjual (eksportir) di negara lain sebagai syarat pengiriman barang (Ekananda, 2014).
Pembayaran berdasarkan advance payment dapat dilakukan melalui bank devisa langsung ke eksportir dengan instrumen transfer, payment order, cek, wesel, dan bank guarantee (Ikatan Akuntan Indonesia, 2019).
Variasi Advance Payment
1. Payment with Order
Dalam variasi ini, pembeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi, dan semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Pembeli telah menyelesaikan seluruh kewajibannya terkait pembayaran, sehingga tidak ada biaya tambahan yang harus dibayar oleh pembeli.
2. Partial Payment with Order
Pada sistem ini, pembeli hanya membayar sebagian dari harga terlebih dahulu, misalnya harga barang. Sementara itu, biaya lain seperti ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar setelah penjual melakukan kewajibannya mengirimkan barang.
Baca Juga: Jaminan Dalam Rangka Kegiatan Kepabeanan dan Cukai Sesuai PER-20/BC/2022
Mekanisme Advance Payment
- Kesepakatan Pembayaran: Eksportir dan importir menyepakati penggunaan advance payment sebagai metode pembayaran.
- Invoice dan Pembayaran: Eksportir mengeluarkan invoice kepada importir, yang kemudian melakukan pembayaran sesuai dengan nilai yang tercantum dalam invoice tersebut.
- Konfirmasi Pembayaran: Setelah menerima pembayaran, eksportir mengkonfirmasi penerimaan dana dan mulai memproses pengiriman barang.
- Pengiriman Barang: Eksportir mengirimkan barang kepada importir sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
- Dokumentasi dan Pelacakan: Eksportir menyediakan semua dokumen yang diperlukan dan memberikan informasi pelacakan pengiriman kepada importir.
Kelebihan Advance Payment
1. Keamanan bagi Eksportir
Dengan menerima pembayaran di muka, eksportir memiliki jaminan bahwa mereka akan menerima dana sebelum mengirimkan barang. Hal ini mengurangi risiko ketidakmampuan atau keengganan importir untuk membayar setelah barang dikirim.
2. Cash Flow yang Stabil
Advance payment membantu eksportir dalam menjaga arus kas yang stabil karena dana diterima sebelum barang dikirim. Ini sangat penting bagi bisnis yang memiliki modal kerja terbatas.
Kekurangan Advance Payment
1. Risiko bagi Importir
Importir menanggung risiko jika barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan, atau jika barang tidak dikirim sama sekali. Kepercayaan antara kedua belah pihak sangat diperlukan dalam metode ini.
2. Potensi Hambatan Perdagangan
Beberapa importir mungkin enggan melakukan advance payment karena risiko yang mereka tanggung, sehingga hal ini dapat menghambat transaksi perdagangan.
Penggunaan Advance Payment dalam Kegiatan Ekspor-Impor
Advance payment sering digunakan dalam kondisi tertentu, seperti:
- Transaksi dengan Nilai Kecil: Metode ini lebih sering digunakan untuk transaksi dengan nilai kecil di mana risiko yang dihadapi oleh importir dianggap dapat diterima.
- Kepercayaan Tinggi Antara Pihak: Apabila eksportir dan importir sudah memiliki hubungan bisnis yang baik dan saling percaya.
- Negara dengan Risiko Ekonomi Tinggi: Di negara-negara dengan risiko ekonomi tinggi, eksportir mungkin lebih memilih advance payment untuk mengurangi risiko tidak dibayarnya barang.
Kesimpulan
Advance payment merupakan metode pembayaran yang memberikan keamanan bagi eksportir tetapi menimbulkan risiko bagi importir. Penggunaan metode ini harus disertai dengan tingkat kepercayaan yang tinggi antara kedua belah pihak dan pertimbangan yang matang terkait risiko yang mungkin timbul. Dengan memahami mekanisme, kelebihan, dan kekurangannya, eksportir dan importir dapat memutuskan apakah advance payment adalah metode pembayaran yang tepat untuk transaksi mereka.
Demikian pembahasan mengenai Apa Itu Advance Payment dalam Kegiatan Ekspor-Impor?. Untuk informasi tentang Bea Cukai Indonesia silahkan kunjungi website bea cukai disini.
Kumpulan konsultasi bea cukai disini.
Topik: ekspor impor, advance payment, metode pembayaran internasional, kegiatan bisnis internasional, risiko dan keamanan ekspor impor